ANDA PERLU BUKU SENI DAN BUDAYA, hubungi 0857-2994-6859 atau http://www.facebook.com/buku.rupa

Tampilkan postingan dengan label Keraton Yogyakarta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keraton Yogyakarta. Tampilkan semua postingan

10 Oktober 2011

Foto-foto Taman Sari - Water Castle Yogyakarta


Selengkapnya...

12 April 2011

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta. Sebagian
Selengkapnya...

26 Januari 2011

Candi Prambanan ; Candi Hindu Tercantik di Dunia

Candi Rara Jonggrang atau Lara Jonggrang yang terletak di Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi ini terletak di pulau Jawa, kurang lebih 20 km timur Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Rara Jonggrang terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten Sleman dan Klaten.
Selengkapnya...

15 Desember 2010

Tari Bedhaya Ketawang

Tari Bedhaya Ketawang melambangkan curahan cinta asmara Kangjeng Ratu kepada Sinuhun Sultan Agung. Semuanya itu terlukis dalam gerak-gerik tangan serta seluruh bagian tubuh, cara memegang sondher dan lain sebagainya. Namun demikian cetusan segala lambang tersebut telah dibuat demikian halusnya, hingga mata awam kadang-kadang sukar akan dapat memahaminya.

Menurut kitab Wedhapradangga, pencipta tarian Bedhoyo Ketawang adalah Sultan Agung
Selengkapnya...

Bedhaya Ketawang dan Bedhaya Semang dalam Perbandingan

Membicarakan bedhaya tentu tidak lepas dari proses penciptaan tari bedhaya itu sendiri. Pada mulanya, bedhaya dan srimpi di keraton adalah termasuk joged atau tari pasamuwan agami. Hal tersebut terlihat dari lambatnya tetabuhan gamelan dan lemah gemulai serta tajamnya (khusuknya) penari.

Kira-kira tari tersebut pada jaman kuna (dahulu) adalah joged atau tari persembahan di candi atau pundhen. Ditarikan oleh para perawan sebagai sarana memuja dewa Siwa, Wisnu, atau Brahma. Ketika itu, tari
Selengkapnya...

Makna Filosofi dan Nilai Budaya Prajurit Kraton Jogjakarta



Pangeran Mangkubumi (Sri Sultan Hamengku Buwono I) sebagai pendiri Dinasti Mataram - Ngayogyakarta, adalah seorang ahli strategi perang, juga seorang arsitek, negarawan dan budayawan sejati. Sri Sultan Hamengku Buwono I sangat memegang teguh akan pentingnya nilai historis maupun filosofis-religius yang dipercaya dapat berpengaruh pada sikap perilaku dirinya sebagai raja berpengaruh pada para kawulanya. Itulah sebabnya pada waktu negosiasi dengan Comm. Gen. N. Hartingh di desa Pedagangan,
Selengkapnya...

Kekayaan Tari Klasik Gaya Jogjakarta



Sebagai pusat budaya, Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki berbagai kekayaan budaya adiluhung bernilai seni yang sangat tinggi. Salah satunya adalah tari klasik gaya Yogyakarta-Mataraman yang sangat banyak macam dan jumlahnya karena mulai ada saat kraton bediri dan masih tetap eksis lestari dan berkembang bahkan hingga sekarang dan seterusnya seiring dengan keberadaan kraton itu sendiri.
Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki tarian pusaka yang bersifat sangat sakral, yaitu
Selengkapnya...

Prajurit Keraton Jogjakarta


Keraton Kasultanan Yogyakarta memiliki kesatuan-kesatuan prajurit yang disebut bregada (=brigade?). Saat ini terdapat 10 bregada prajurit, yaitu : Prajurit Wirobrojo, Prajurit Dhaheng, Prajurit Patangpuluh, Prajurit Jogokaryo, Prajurit Prawirotomo, Prajurit Ketanggung, Prajurit Mantrijero, Prajurit Nyutro, Prajurit Bugis dan Prajurit Surokarso. Setiap bregada dipimpin oleh seorang perwira berpangkat Kapten, didampingi oleh seorang perwira berpangkat Panji, yang bertugas untuk mengatur dan memerintah keseluruhan prajurit dalam
Selengkapnya...

Peran Prajurit Kraton Yogyakarta Sekarang



Meskipun untuk waktu yang lama prajurit kraton tidak terlibat peperangan, akan tetapi di masa lalu prajurit ini cukup tangguh menghadapi musuh. Dalam tradisi Jawa terdapat gelar-gelar perang, yaitu formasi perang prajurit di medan pertempuran. Gelar-gelar tersebut memiliki nama tertentu seperti Supit Urang, Garudha Nglayang, Dhirada Meta, atau Glathik Neba. Gelar ini tidak hanya digunakan sesuai dengan kondisi medan dan musuh, akan tetapi juga sesuai dengan sifat dari senapati perang dalam pertempuran itu.
Selengkapnya...

Sejarah Prajurit Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat



Prajurit Kraton Melewati Zaman-zaman Genting
Keberadaan prajurit Kraton mempunyai latar belakang sejarah yang panjang, yang telah melewati berbagai zaman genting. Prajurit kerajaan telah ada sejak ratusan tahun lalu. Sejak masa Kerajaan Mataram Islam awal yang beribukota di Kotagede dan di Plered, keberadaan abdi dalem prajurit atau prajurit Kraton sudah nyata dan menjadi bagian penting dari strategi - taktik pertahanan militer negara kerajaan itu. Mataram Islam, sebagai kerajaan yang kuat membutuhkan kesatuan (bregada) abdi dalem prajurit yang kuat pula. Hal itu
Selengkapnya...

14 Desember 2010

Petilasan Pesanggrahan Ambarketawang

Sebuah desa ditepian Jalan Wates, tepatnya di desa Ambarketawang, kecamatan Gamping, terdapatlah sebuah tempat, yang orang-orang sekitar sering menyebutnya petilasan Pesanggrahan Ambarketawang, pesanggrahan itu digunakan menjadi kraton/istana pertama Ngayogyakarta Hadiningrat selama setahun, dari 9 Oktober 1755 hingga 7 Oktober 1756.

Arah menuju petilasan/tempat itu, dari perempatan Kantor Pos Besar ke arah barat terus melaju terus hingga
Selengkapnya...