10 Desember 2010
Kolam Segaran
Letak Kolam Segaran sekitar 500 meter arah selatan jalan raya Mojokerto-Jombang. Konon nama tersebut berasal kata segoro-segoroan yang berarti telaga buatan, seperti yang terdapat dalam buku Nagarakretagama pupuh VIII halaman 5.3, yang tersurat di daerah Trowulan terdapat sebuah telaga yang multiguna.
Menurut data museum Trowulan, kolam Segaran konon dibuat pada abad ke-14. Luas kolam ini 175m x 375m, dengan kedalaman sekitar 2,80m dan tebal dinding bangunan 1,60m. Air kolam berasal dari Balong Bunder dan Balong Dowo yang berada di sebelah selatan dan barat daya kolam. Saluran air masuk ke kolam ada di bagian tenggara,
Sedangkan di sebelah selatan sudut timur laut dinding sisi luar terdapat 2 kolam kecil berhimpitan, sementara di sebelah barat sudut timur terdapat saluran air menembus sisi utara. Di bagian tenggara terdapat saluran air masuk ke kolam dan saluran air keluar di bagian barat laut.
Dengan ukuran yang sangat besar itu, kolam yang menjadi salah satu simbol kejayaan Keraton Majapahit ini, diakui beberapa ahli antropologi nasional sebagai kolam kuno yang terbesar di Indonesia.
Kolam yang banyak menyimpan kisah-kisah mistis ini ditemukan pada tahun 1926 oleh seorang Belanda, Ir Henry Maclain Pont bekerjasama dengan Bupati Mojokerto pertama yaitu Kromojoyo. Sejak ditemukan hingga saat ini, telah beberapa kali dilakukan pemugaran yaitu tahun 1966, 1974, dan 1984.
Kisah mistis keberadaan kolam ini, diawali saat pemugaran pertama dengan penemuan bandul jaring, kail pancing dari emas, dan sebuah piring berbahan emas dalam kondisi 60%. Semua penemuan itu tersurat di salah satu dinding Museum Trowulan. Posisinya di sebelah kanan batu Surya Majapahit.
Banyak cerita rakyat yang berkembang mengiringi keberadaan kolam Segaran. Misalnya, tentang fungsinya sebagai tempat pemandian putri-putri raja. Cerita lain yang datang dari daratan Cina, kolam tersebut sering dimanfaatkan para Maharaja Majapahit untuk bercengkerama dengan permaisuri dan para selir kedatonnya. Kolam tersebut juga digunakan Maharaja Hayam Wuruk untuk menjamu tamu agung dari Kerajaan Tiongkok, bahkan dalam acara perjamuan itu Hayam Wuruk pamer kekayaan dengan membuang peralatan pesta yang kotor ke dalam kolam.
Memang, sampai saat ini perjamuan makan masih menjadi kontroversi masyarakat. Sebab ada sebagian masyarakat beranggapan perabot makan yang dibuang ke kolam akan diambil kembali untuk dicuci, setelah para tamu asing itu meninggalkan acara perjamuan. Ada pula yang beranggapan, perabotan yang dibuang ke kolam itu tak pernah diambil lagi. Sehingga di zaman modern ini banyak ditemukan oleh beberapa masyarakat Trowulan yang beruntung.
Kisah lain yang ditambahkan salah satu sesepuh Trowulan, Sri Lestari Utami (62th), kolam Segaran juga difungsikan sebagai tempat penggemblengan para kesatria laut Majapahit. Penggemblengan dilakukan saat usai rekruitmen prajurit. Juga saat para pasukan pilihan akan dikirimkan dalam misi penaklukan terhadap kerajaan lain. Area kolam Segaran ini selalu digunakan Mahapatih Gajahmada untuk mempersiapkan pasukan Bhayangkara yang dikendalikan. Tempat latihan pasukan darat ini di lapangan Bubat (sebelah barat dukuh Segaran).
Dengan data sejarah yang tersimpan di Museum Trowiulan, juga berdasar variasi cerita rakyat yang berkembang, dapat disimpulkan bahwa pembuatan kolam Segaran memiliki prioritas utama penunjang perekonomian rakyat, khususnya di bidang pertanian. Itu terbukti dari fungsinya saat ini sebagai waduk pengairan untuk sawah-sawah masyarakat sekitarnya.
Sumber Tulisan
Diolah dari http://ogiex69press.wordpress.com/2009/02/12/kolam-segaran-tempat-gembleng-pasukan-perang-majapahit/
Label:
Jawa Timur,
Majapahit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar