ANDA PERLU BUKU SENI DAN BUDAYA, hubungi 0857-2994-6859 atau http://www.facebook.com/buku.rupa

12 Januari 2011

Sejarah Aceh

Sejarah Aceh tidak terlepas dari kisah keagungan kerajaan-kerajaan Aceh setelah Islam masuk ke Aceh. Berdasarkan naskah tua dan catatan-catatan sejarah, Kerajaan Aceh Darussalam dibangun diatas puing-puing kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha yang terlebih dahulu memberikan kisah awal kerajaan di Aceh, seperti:

Aceh atau yang kini dikenal sebagai Nanggroe Aceh Darussalam memiliki sejarah yang panjang dan terutama dikaitkan dengan sejarah kerajaan-kerajaan Islam yang pernah ada di kawasan tersebut dan memiliki benang merah dengan perang-perang maupun pemberontakan yang timbul dari perlawanan rakyat Aceh melawan penjajahan bangsa asing yang kini telah menghasilkan banyak catatan sejarah mengenai Aceh itu sendiri. Kerajaaan-kerajaan yang berdiri setelah Islam masuk ke Aceh antara lain;

Perang Kemerdekaan

Perang kemerdekaan Aceh menghasilkan pahlawan-pahlawan besar seperti Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, Teungku Chik Di Tiro dan lain lain. Perang berlangsung sampai tahun 1912 ketika pahlawan-pahlawan ini dikalahkan oleh Belanda. Bangsa asing tidak pernah benar-benar menguasai Aceh. Aceh dikenal sebagai bangsa yang besar. Dalam gerakan kemerdekaan, Aceh tidak bisa dipisahkan dengan perjuangan bangsa Indonesia.

Perang Pemberontakan

Berbagai pergolakan atau pemberontakan yang terjadi di Aceh dilatari karena ketidakpuasan pada pemerintah pusat. Ada kesenjangan antara pusat dan daerah yang cukup mencolok. Perang menjadi ciri lain sejarah Aceh. Aceh tidak pernah berhenti berperang, yang terjadi adalah pasang surut perdamaian. Sesekali damai, tapi jelas perang tak pernah reda. Konsekuensinya adalah Aceh mulai kehilangan identitas. Perang sangat anti kemapanan, ia merusak seluruh sendi kehidupan yang telah disusun beabad-abad. Setelah Belanda mendeklarasikan perang dengan Kesultanan Aceh pada 1873, Aceh secara terus menerus bergolak. Perang menghadapi Jepang (1942-1945), Perang Cumbok (akhir 1945), pemberontakan DI-TII (1953-1963), dan yang terakhir pemberontakan GAM (1976-2005). Perang yang seakan tidak pernah reda ini hampir saja menimbulkan rasa apatis pada rakyat Aceh terhadap kemungkinan wujudnya perdamaian di Aceh

*Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar